Sunday, November 11, 2018

Jepang & Kebaikan Penduduk Lokal nya

Oktober lalu, gw diberikan kesempatan sekali lagi untuk menginjakkan kaki gw di tanah negara matahari terbit, Jepang! pertama kali gw ke Jepang tahun 2015 bersama 4 teman gw yang pengalaman nya juga gw share di blog ini. Tahun ini, untuk kedua kali nya gw ke Jepang dan untuk pertama kali nya merasakan pengalaman solo travelling.

Kali ini, gw ngga akan share setiap detail perjalanan gw selama di Jepang. Tapi gw akan share pengalaman berkesan yang membuat gw semakin menyukai negara ini.

Mungkin udah jadi rahasia umum ya, kalau penduduk Jepang itu terkenal baik hati dan suka menolong walaupun dengan kemampuan bahasa inggris mereka yang masih terbilang kurang. Tapi sesekali, sering juga menemui orang-orang yang baru di tegur pake "Excuse Me" langsung kasih tangan sebagai tanda kalau mereka tidak bisa bantu.

Jadi, 13 Oktober lalu gw mendarat melalui bandara Narita, Jepang sedikit terlambat dari jadwal...bukan sedikit, tapi banyak. Dikarenakan pesawat yang gw tumpangi dari bandara Don Mueang mengalami kendala mesin, dengan terpaksa kami harus berganti pesawat dan menunggu kurang lebih 3 jam sampai kemudian pesawat kami take off. Alhasil, dari jadwal yang seharusnya pukul 8 pagi, gw pun sampai di Narita pukul 11.

Dikarenakan keterlambatan ini, itinerary hari pertama terpaksa berubah. Gw seharusnya nonton pertandingan Baseball hari itu yang dijadwalkan pukul 2 siang. Kalau bukan karena kendala teknis pesawat, gw seharusnya punya waktu cukup untuk titip barang-barang gw ke Hostel terlebih dahulu.

Tapi, dikarenakan urusan imigrasi, bagasi la la la...gw pun baru bisa meninggalkan Narita pukul 12.30. Ngga akan sempat untuk ke hostel dulu. Jadi gw putuskan untuk titip koper di loker yang tersedia di Narita dan putuskan untuk langsung ke Zozo Marines Stadium, yang merupakan venue pertandingan Baseball hari itu dari Narita. Kebetulan lebih dekat karna posisi nya berada di Chiba.

Gw putuskan naik bis menuju Kaihim Makuhari station karna lebih praktis. beruntung gw hanya kelewatan 1st half dari Inning ke 1. Dan karena sistem seat nya pakai nomor, jadi ya bangku gw ngga akan di ambil orang.

Oke, untuk detail pertandingan nya ngga akan gw ceritain karna pasti membosankan juga bagi yang tidak menyukai baseball.

Jadi, setelah memasuki inning ke 9, gw putuskan untuk kembali ke Narita karna saat itu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan juga gw harus menukarkan pass transportasi serta membeli pass transportasi lainnya. Dan karna gw juga belum makan dari pagi, jadi berencana buat makan dulu juga sebelum bergerak ke Tokyo.

Jadi gw menunggu bis dari tempat gw turun semula. Saat bis tiba, sebelum naik gw pastikan dulu ke supir nya apakah bis ini ke Narita dan si supir pun menjawab "hai" yang mana arti nya adalah "iya".

Tapi setelah 45 menit berlalu, gw merasakan ada yang aneh. Bis tak jua sampai di Narita, justru semakin memasuki pelosok desa. Perasaan mulai cemas dan was was. Sial nya, saat itu internet gw masih belum aktif dan HP gw pun sudah kehabisan daya baterai. Saat penumpang sudah tak ada lagi, gw baru berani tanya ke supir nya dengan percakapan kurang lebih seperti ini :

Gw : Ano, is this bus going to Narita?
Supir : ....Hai, dakedo
Gw : Narita Airport ?
Supir : Aaaaaa....ia, Narita Airport wa ......(si supir nyerocos pake bahasa Jepang tapi kurang lebih gw tangkap sebagai : Engga, ini ngga ke Narita Airport)
Gw : But when I asked earlier you said yes
Supir : (Dari sini gw terjemahkan langsung ke bahasa Indonesia aja ya) Saya pikir mau ke Narito, jadi saya bilang iya
Gw : (Mencoba tenang) Apakah bis ini akan balik ke tempat tadi?
Supir : Iya, tapi nanti...mungkin baru sampai tempat tadi jam 9 malam (saat itu jam 6 sore, tpi sudah gelap)
Gw : Apakah ada transportasi lain ke Narita?
Supir : (Terlihat frustrasi karna gw makin banyak tanya, dan dy makin bingung jawab nya krn kendala bahasa)

Si supir kemudian menelf teman nya, dan menjelaskan kondisi yang sekarang terjadi. Lalu ngga lama gw sampai di pool bis.

Gw : Maybe I'll just get off here (sambil bangun dari duduk dan berjalan menuju pintu)

Tapi si Supir melarang gw turun dan menghalangi gw dengan tangannya

Supir : Chotto matte
Lalu 2 teman nya datang dan menanyakan duduk perkara nya.

Supir : Apakah kamu sedang mengejar penerbangan ?
Gw : Engga, saya baru sampai tadi tapi karna saya mau nonton baseball, jadi saya titip koper saya di Narita. Sekarang saya mau ambil koper saya dan ke Tokyo.
Supir : Baseball? ahh....Marines?
Gw : Hai hai...Chiba Lotte Marines Vs Eagles
Supir : Tunggu bentar ya

Lalu si Supir turun dan pergi dengan dua teman nya tadi.
Kalau kalian berada di posisi gw, apa yang akan kalian lakukan? Tidak tau sedang berada di mana, tanpa internet, tanpa jaringan telfon.

Entah kenapa, saat itu gw merasa tenang walaupun nasib gw ngga jelas nanti nya akan seperti apa. Gw percaya Allah akan melindungi gw dengan menjauhkan gw dari orang-orang jahat dan mendekatkan gw dengan orang-orang baik. Karna, selama ini itulah yang gw alami. Selalu dikelilingi oleh orang-orang baik.

Tak lama si supir kembali dengan agak terburu-buru
Supir : Kamu ikut dengan mobil itu (sambil menunjuk mobil mini van yang berhenti disamping bis) tapi tolong bayar dulu ongkos nya

Gw langsung bayar dan naik ke mobil tersebut dengan dikendarai oleh teman si supir yang tadi tanpa segan karna mereka terlihat buru-buru.

Perjalanan dengan mobil tersebut memasuki daerah terpencil dan sedikit melewati hutan sambil diajak ngobrol sama, sebut saja "Oji-San" pake bahasa gado-gado. Oji-san itu menanyakan mulai dari sama siapa, ke jepang brp kali, sampai tim baseball favorit. Gw sempat ngmng batre HP habis, si Oji-san sampai menawarkan untuk charge batre, tapi dengan sesopan mungkin akhir nya gw tolak.

Gw : Omong-omong, kita mau kemana ya? (Gubrakk ngga, udh hampir 15 menit jalan dan gw baru tanyain mau dibawa kemana)

Tapi belum si Oji-san menjawab, tetiba ada telfon masuk di hp nya dan dari percakapan nya, yang bisa g tangkap adalah "Oh iya, sebentar lagi...kira-kira 3 menit lagi"

Dan kira-kira 3 menit lagi, mobil kami berhenti di pinggir sawah tepat di belakang bus yang sedang berhenti.

Oji-San : Bis ini akan ke Narita.

Gw tercengang, gw bener-bener speechless bahkan ngga tau harus ngomong apa
Gw berkali-kali membungkuk ke Oji-san tersebut sambil berulang kali bilang "Arigatou" dan "Sumimasen" dan disambut dengan senyuman dan 1 kata "Hati-hati"

Gw akhir nya naik ke bis itu.
Dari situ gw bisa menyimpulkan kalau Oji-san dan Si Supir tadi pasti sibuk tanya ke teman-teman nya apakah ada yang akan ke Narita. Dan bus yang gw tumpangi itu tadi berhenti di antah berantah yang mana memang khusus nungguin gw. TERHARU!!!

Saat itu, mungkin banyak yang bertanya-tanya "apa lo ngga takut diculik ato di apa-apain". Tapi jujur gw lebih takut ditelantarkan atau dicuekin sama supir bus tersebut. Karna gw memang berada di posisi ngga punya pilihan.

Tapi dari pengalaman itu, gw jadi semakin sadar kalau Allah masih melindungi gw dengan mengirimkan uncle-uncle baik hati itu. Mereka bisa aja ngga peduliin gw dan nyuruh gw turun di pemberhentian terakhir, tapi justru mereka memilih untuk tidak melalukan itu sementara kami sama sama terkendala bahasa dan komunikasi.

So, dari pengalaman ini gw pun akhir nya makin percaya diri bilang kalau Jepang itu adalah negara paling aman untuk para Solo Traveller.


No comments:

Post a Comment