Wednesday, March 18, 2015

DAY 7 : TOKYO - Asakusa, Imperial Palace, Akihabara and Tokyo Tower

Lagi-lagi...perasaan malas menggelayuti pikiran kami saat mentari pagi itu juga malu-malu menunjukkan rupanya. hari ini rencananya kami akan ke Asakusa & Imperial Palace. Oh iya, untuk masuk Imperial Palace Tokyo, kamu harus terlebih dahulu membuat pemesanan melalui web http://sankan.kunaicho.go.jp/english/ dan ini juga berlaku jika kamu ingin mengunjungi Imperial Palace Kyoto. Bayar? tenang aja....masuk Imperial Palace gratis kok

Kira-kira pukul 9 pagi, kami semua pun sudah siap untuk berangkat menuju stasiun Subway terdekat. Alwi dan Ilham yang berencana untuk makan Sushi di Tsujiki Fish Market pun ikut bersama-sama kalmi berjalan menelusuri jalan setapak menuju stasiun

Namun sebelumnya, tak lupa kami mengabadikan moment kami terlebih dahulu



Sesampainya si Stasiun kami pun berpisah karena Ilham dan Alwi mengambil rute yang berlawanan dengan kami.

Dari stasiun Asakushabashi, kami hanya melewati 1 stasiun saja untuk bisa sampai di stasiun Asakusa. kami hanya berjalan sedikit dari stasiun sebelum akhirnya kami sampai di tempat tujuan kami



Sebelum masuk ke area Nakamise Shopping street, kami sempat disapa seorang pelajar dari Indonesia, kami mengobrol sebentar dan langsung dapet rekomendasi tempat ramen halal didaerah itu

Lanjut, kami mulai memasuki area Nakamise Street...sepanjang jalan, kanan dan kiri semuanya di isi oleh pedagang souvenir khas Jepang. kami pun mulai memilih oleh-oleh untuk sanak saudara di rumah

Lalu kami sampai di Sensoji Temple dan foto-foto sebentar sebelum akhirnya lanjut untuk mencari tempat makan

Setelah Jalan kesana kemari ngga karuan, kami masih belum menemukan resto Ramen yang di tuju. lalu gw browsing alamat lengkapnya

NARITAYA RAMEN : 2-7-13, Asakusa, Taito-ku, Tokyo

Akhirnya kami bertanya pada penduduk sekitar, dan kemudian diberitahu untuk lokasi nya.
Lalu kami menemukan 1 restaurant yang dari menunya semua nya Mie...kami pun bertanya kepada pelayannya apakah ini adalah Naritaya....dan Alhamdulillah ternyata iya

Kamipun langsung memesan menu makanan melalui vending Machine dan psang koki pun membuatkan pesanan kami. sambil menunggu pesanan kami tiba, kami foto-foto sambil melihat sekeliling tempat makan. lalu kami membaca tulisan "Surau" di dinding dekat tangga

"Surau, emang iya itu ada surau?" celetuk salah satu dari kami

"Ada" tiba-tiba Kokinya berkata "Diatas" lanjutnya
Kami cukup terkejut mendengar sang koki berkata dengan bahasa Melayu, lalu kami bertanya apakah dia bisa berbahasa Indonesia...si Koki pun menjawab kalau dia bisa berbahasa melayu

"Oalaaahhh...tau gitu gak usah ngomong Inggris tadi" Gw berkata
Usut punya usut, Ternyata Koki tersebut pernah tinggal lama di Johor Baru

(foto bareng si koki ramen)



Setelah kenyang menghabiskan semangkok besar Ramen, kami lalu memutuskan untuk Sholat dulu mumpung ada Surau nya. selesai sholat, baru lanjut buat ke Imperial Palace.

Sampai di stasiun Tokyo, lagi-lagi gw kebingungan mencari arah ke Imperial Palace. karena waktu kami sudah mepet, akhirnya kami memutuskan untuk naik taksi. karena taksi hanya mengizinkan 4 orang saja yang masuk, Faza memilih untuk tidak ikut dan berkata akan ke Akihabara saja. 

Cuss, si sopir taksi pun mengantarkan kami ke tempat tujuan
Untung biaya taksi yang harus kami bayarkan masih sama saat kami buka pintu, yaitu 700 yen

Begitu sampai di Imperial palace, nama kami langsung di cek dan kami diantar ke sebuah ruangan besar dimana sudah banyak orang yang tengah duduk sambil memperhatikan layar televisi yang menjelaskan detail tentang Imperial Palace (dalam bahasa Jepang). 

Tak lama kemudian, kami diantar berkeliling Imperial Palace oleh petugas disana. kurang lebih selama 90 menit 





Selesai dari Imperial Palace, kami lanjut ke Akihabara trus makan bentar. lalu Faza mengontak kami dan bertanya kemana rute kami selanjutnya. dan pilihan dijatuhkan pada Tokyo Tower.
Kami kemudian janjian ketemuan di Tokyo Tower.

Saat tiba di stasiun Onarimon (yang terdekat menuju Tokyo Tower) kami masih harus berjalan beberapa puluh meter...saat itu, kami juga melewati sebuah kuil yang sangat gelap dan sepi, di halaman kuil itu ada banyak patung batu berbentuk anak kecil memegang kincir angin mainan yang setiap angin berhembus mengeluarkan suara aneh seperti suara anak-anak sedang tertawa, entah kenapa kami lalu tiba-tiba merasa seperti sedang shooting film horor. kamipun mempercepat langkah kami karena mulai merinding. beruntung, tak jauh dari situ, kami langsung disambut oleh tokyo tower yang terkenal itu.

Hari mulai malam, dan udara semakin dingin, kami tidak menghabiskan waktu lama di Tokyo Tower dan segera memutuskan untuk pulang karena Endah dan Ecie rencana nya akan ke Kawaguchiko bersama Alwi dan Ilham, sedangkan Faza dan Ica akan kembali ke tanah air esok hari. Tapi karena kami takut melewati kuil tadi, kami pun memilih jalan memutar untuk kembali ke stasiun Onarimon.

No comments:

Post a Comment